Text
Raffles and the British Invasion of Java-Raffles dan Invasi Inggris ke Jawa
Raffles digambarkan sebagai pahlawan sekaligus penjahat kolonialisme Eropa yang arogan. Dan salah satu bagian dari petualangan Raffles di timur Asia yang paling memicu perdebatan adalah ketika dia ditunjuk menjadi letnan gubernur dalam invasi Inggris ke Jawa dari 1911 sampai 1916. Secara memikat, petualangan Raffles di Tanah Jawa selama kurun lima tahun tersebut diceritakan oleh Tim Hanningan dalam bukunya yang berjudul Raffles dan Invasi Inggris ke Jawa. Ketika pertama kali tiba di Jawa, Raffles baru berusia tiga puluh tahun. Lord Minto, gubernur jenderal wilayah kekuasaan perusahaan Hindia Timur (The East India Company), memilih seseorang yang berhenti bersekolah di usia 14 tahun, berlatar belakang keluarga kelas bawah, dan tidak memiliki pengalaman militer. Seseorang yang sebelumnya menjadi juru tulis di Penang tiba-tiba ditunjuk menjadi penguasa Jawa. Ketika Raffles melakukan invasi ke Jawa pada 1811, Inggris sebenarnya tidak betul-betul menginginkan Jawa. Instruksi yang dikeluarkan para direktur perusahaan Hindia Timur di Leadenhall Street sebatas mengusir Belanda dari Tanah Jawa, lalu menyerahkan Jawa ke penguasa pribumi. Alasannya jelas murni keuangan : Jawa saat itu dipandang tidak menjanjikan keuntungan (hlm 59-60). Namun tidak demikian dengan Raffles. Ia datang dan menaklukkan Jawa dengan penuh ambisi. Baginya, mengusir Belanda kemudian mundur bukanlah cara Inggris. Dia berhasil meyakinkan Lord Minto, dan instruksi pun kemudian tak diabaikan. Raffles punya impian besar untuk mengubah Jawa. Hal pertama yang Raffles lakukan adalah menundukkan dua kekuatan besar di Jawa, kerajaan kembar pecahan Mataram dengan seorang sultan di Yogyakarta dan seorang susuhunan di Surakarta. Keberadaan sepasang raja yang saling cemburu dapat mengganggu reformasi besar dan berpotensi antagonis bagi pemerintahan Inggris. Dan yang terpenting, Raffles ingin mendapat ketundukan mutlak dari Jawa.
B202000562 | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain